Monday, 20 January 2014

UKM DCFC IBI DARMAJAYA

UKM DCFC Gelar Seminar dan Pemutaran Film


Bandar Lampung—Unit Kegiatan Mahasiswa bidang perfilman dan fotografi IBI Darmajaya (DCFC) menggelar seminar dan pemutaran film untuk pelajar. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan pameran computer tersebut digelar untuk menumbuhkan minat pelajar terhadap kreativitasfilm Indie di Lampung.
Seminar kiat memproduksi film, yang dilaksanakan pada Jum’at (6/12) di Bambu Kuning Squer tersebut menghadirkan dua pemateri yakni Adrian Ihksan dan Bambang Permadi, yang merupakan anggota tim Produksi dalam film “Toga untuk Ibu” karya UKM DCFC.
Keduanya memaparkan tiga tahapan terpenting yang dilakukan dalam pembuatan sebuah film indie. Tiga tahap tesebut, adalah Pra produksi, produksi dan pasca produksi. Menurut Adrian, dalam memproduksi sebuah film, ketiga tahapan tersebut tidak dapat diabaikan. Pada pra produksi misalnya, mahasiswa TI semester 5 tersebut, menuturkan bahwa, penentuan ide cerita, tim produksi, lokasi pemain dan skrip merupakan hal yang sangat penting untuk diputuskan.
“Sebuah film se simple apapun ide ceritanya, tetap membutuhkan perhatian yang sangat detail. Ide yang baik, jika tidak didukung dengan tim produksi yang mendukung, tata busana bahkan skrip yang memadai, maka besar kemungkinan film yang dihasilkan tidak akan memuaskan sesuai dengan yang ingin dicapai,” papar Adrian.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bambang Permadi. Bahkan menurut Permadi, ketika dua tahapan awal yakni pra dan produksi telah dilakukan, maka proses pasca produksi menjadi tahapan yang paling detail untuk diperhatikan. “Proses editing tidak bisa dilakukan terburu-buru, produser dan tim editor harus memahami ide cerita dan tahapan pengambilan gambar yang telah dilakukan. Sehingga film secara keseluruhan bisa disatukan sesuai dengan targetnya,” jelas Permadi.
Selain seminar, UKM DCFC juga menyelenggarakan pemutaran film “Toga untuk Ibu” di SMPN 29 Bandar Lampug. Film terbaru karya UKM DCFC tersebut berhasil memukau puluhan pelajar di sekolah menengah tersebut. Ketua UKM DCFC Rahmat Wahyudi menuturkan bahwa, pemutaran film di sekolah SMPN 29 merupakan salah satu wujud apresiasi mereka karena sekolah tersebut merupakan salh satu lokasi yang digunakan dalam pengambilan gambar film “Toga Untu Ibu”.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Novita Sari, S.Sos., MM mendukung kegiatan yang dilakukan UKM DCFC. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat positif karena selain untuk anggota dan pengurus DCFC, kegiatan yang dilakukan tersebut juga berguna bagi para pelajar. “Berbagi ilmu dan informasi, merupakan kegiatan yang sangat baik. Sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh DCFC saat ini bisa terus ditambah serta dibagikan kepada pelajar. Sehingga dimasa depan harapannya, akan banyak cineas-cineas muda yang kreatif dari Lampung yang akan menambah hasanah perfilman di Indonesia,” tegas Novi. Sumber Humas Darmajaya 
1463029_1397333023844917_702386383_n
wrkshop

UKM DCFC Release Film Baru “Toga Untuk Ibu”

Untuk menginspirasi pemuda dan mahasiswa agar memberikan persembahan terbaik untuk para ibu di Indonesia khususnya Lampung, UKM Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) release Film terbaru berjudul “Toga untuk Ibu”.
Film berdurasi 11 menit, 47 detik karya mahasiswa DCFC ini telah diputar perdana pada Seminar Kewirausahaan dan Kepemimpinan pada 16 November di Graha Mandala Alam. Film karya mahasiswa ini mengangkat ide cerita tentang perjuangan seorang anak Yatim dari keluarga tidak mampu di Lampung, yang dengan semangat dan kegigihannya turut menjadi tulang punggung keluarga.
Tokoh yang diceritakan melalui sosok Bambang ini, ditampilkan tak pernah kehilangan semangat untuk mengejar cita-citanya untuk terus bersekolah. Bahkan anak tunggal dari ibu Wijiyah itu, telah membantu ibunya mencari tambahan uang dengan berjualan makanan.

UKM DCFC Launcing E-Paper

UKM DCFC terus berkreasi. Sukses dengan produksi dan Workshop filmnya kini unit kegiatan mahasiswa tersebut resmi melaunching electronic paper (E-paper).
Tabloid digital produksi DCFC ini akan memberikan informasi mengenai kegiatan mahasiswa IBI Darmajaya, tips dan trik untuk mempelajari dunia komputer serta informasi penting lainnya yang bermanfaat bagi mahasiswa dan pencinta Film serta IT.
Ketua Umum DCFC Rahmat Wahyudi mengatakan, e-paper ini dapat diakses di alamat, e-paper.dcfcnetwork.com . Segala informasi yangada di sana bisa diakses oleh mahasiswa IBI Darmajaya dan masyarakat umum.
Tidak hanya itu, melihat semakin canggihnya perkembangan media komunikasi, Rahmat dan timnya juga mengkreasikan E-Paper untuk bisa diakses di sejumlah smart phone seperti Android dan lain-lain. Hal ini untuk memudahkan dan mengoptimalkan pengunjung e-paper tersebut.
“Kami sengaja mendesainnya dengan tampilan menarik dan akses yang mudah dari beragam alat komunikasi pintar seperti androit atau gadget lainnya karena untuk memfamiliarkan mahasiswa Darmajaya dengan konsep pemberitaan E-Paper. Dengan background kami dari komunitas film dan IT maka kami juga mengkombinasikannya ke dalam tampilan dan akses E-Paper ini” ujar Rahmat.
Rahmat menambahkan, gagasan melahirkan e-paper juga untuk mendukung gerakan Go green yang dicanangkan pemerintah dan masyarakat di dunia. Sebab dengan membiasakan mahasiswa dan masyarakat aktif membaca informasi melalui layanan elektronik maka akan mengurangi pemakaian kertas. “Penggunaan kertas yang tinggi, menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus penggundulan hutan. Sebagai langkah nyata, maka e-paper ini juga kami buat agar mahasiswa dan masyarakat terbiasa memanfaatkan media informasi elektronik untuk mendapatkan berita” tegasnya.
Sejak diresmikan pada selasa (29/10) lalu, e-paper Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer & Film Club (UKM DCFC), telah mendapatkan pengunjung sebanyak 2000 pengunjung yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum. Rahmat yakin bahwa jumlah pengunjung akan terus bertambah mengingat banyaknya informasi yang bisa didapat dari e-paper tersebut.
Wakil Rektor III, Novitasari, S.Sos., MM., mengaku sangat bangga dengan ide dan hasil kreasi Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer & Film Club (DCFC). “Darmajaya selalu mendorong dan mendukung mahasiswa untuk kreatif dan berkreasi. Dengan diluncurkannya e-paper ini, mahasiswa juga bisa praktek langsung bagaimana caranya mengelola sebuah media pemberitaan. Kelak keahlian dan pengalaman mereka, akan sangat berguna ketika mereka terjun di dunia kerja,” papar Novi.

Mahasiswa IBI Darmajaya Raih Juara 1 Dalam Kompetisi ICA

Mahasiswa IBI Darmajaya kembali menorehkan prestasi dibidang teknologi, Selasa (29/10) lalu, mahasiswa yang mengikuti ajang Cyber Army Competion kategori Capture The Flag di Samarinda meraih juara 1 tingkat nasional. Tim Darmajaya yang diwakili oleh tiga mahasiswa berhasil mengalahkan 30 tim lainnya yang berasal dari Perguruan Tinggi se- Indonesia, beberapa diantaranya seperti UII, Trisakti, UIN Jakarta, dan Stikom Bali.
 Ketiga mahasiswa tersebut adalah Junpo, Rendra Putra Aditama dan Ihksan Sidiq Prakosa dari jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika IBI Darmajaya. Dalam kompetisi ini juri memberikan waktu selama 5 jam kepada peserta lomba untuk menguasai server komputer. Dengan sangat mengagumkan, ketiga nahasiswa tersebut berhasil menguasainya hanya dalam waktu tiga jam. Dimana Tingkat kesulitan dalam kompetisi ini adalah mengusai server komputer dengan kecepatan dan ketelitian yang tinggi, tentunya juga menggunakan algoritma (metode untuk masuk ke dalam server, Red) dengan benar, yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada tim juri.
Kepala Jurusan Sistem Informasi IBI Darmajaya Muhammad Said Hasibuan, M.Kom mengatakan, ini pertama kalinya Darmajaya mengikuti ajang kompetisi ICA, dan sangat membanggakan pengalaman pertama ini berhasil menorehkan prestasi juara 1 tingkat Nasional. ”Kompetisi yang diadakan oleh ICA ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.  sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk menambah wawasan yang luas tentang komputer security dan juga mengenalkan  Darmajaya ke lingkup Nasional,” ungkapnya, kemarin (30/10).
Lanjut dia, pemenang dalam kompetisi ini dilatih untuk menjadi pemimpin masa depan di cyber security yang tergabung dalam ICA. Kemudian dapat mengembangkan ilmunya baik di Darmajaya maupun Provinsi Lampung, untuk mengamankan dunia maya dari para hackers. ”Kegiatan ini tidak hanya membantu pemerintah dan masyarakat untuk melindungi dari hacker, tetapi juga membantu Negara kita untuk mempertahankan informasi penting dalam suatu organisasi maupun lembaga, sehingga informasi itu tidak dapat dipalsukan melalui dunia maya,” paparnya.
Sementara, Wakil Rektor III IBI Darmajaya Novita Sari, S.Sos.,M.M. mengaku bangga dengan mahasiswa yang berhasil membawa nama baik Darmajaya ke tingkat Nasional. Pihaknya berharap, mahasiswa dapat mengikuti kompetisi-kompetisi yang dihelat oleh ICA berikutnya. ”Ini sebagai semangat baru untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa di bidang teknologi, mudah-mudahan Darmajaya dapat kembali menorehkan prestasi di ajang kompetisi berikutnya,”
Kita mampu tunjukkan bahwa Pemuda -Pemudi Lampung ” BISA”
1422553_10200845983534242_1202495433_n

Pemutaran Dan Diskusi Workshop Produksi Film

Unit Kegiatan Mahasiswa Daramajaya Computer & Film Club ( UKM DCFC) Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya sukses menggelar Workshop Dan Diskusi Perfilman  Pada Hari Selasa (8/10) di Aula Pascasarjana 2013   mulai pukul 13.00 – 17.00 WIB.
Acara pemutaran film dan diskusi Workshop Produksi Film tersebut dihadiri oleh Rektor III IBI Darmajaya Novita Sari S.Sos.,M.M dan Sutradara Paknyang Kutai  dan beberapa undangan dari Komunitas Film Lampung dan Sekolah serta seluruh  mahasiswa/i Lampung.
Film  ’ Merah Atau Putih ‘ persembahan dari Sutradara Paknyang Kutai sebagai film Produksi,  menjadi film pembukaan acara  Pemutaran Dan Diskusi Workshop Produksi Film Pemutaran film ini dilanjutkan dengan sesi diskusi oleh  Sutradara, Diskusi yang berlangsung selama 30 menit ini, menarik perhatian teman-teman komunitas untuk terus bertanya, baik dari segi cerita maupun dari segi teknik pengambilan gambar.

IMG_3473

Nonton Bareng UKM DCFC

Di Lantai Dasar Gedung F kampus IBI Darmajaya  Jumat Siang 4 oktober 2013 Ukm Dcfc Menggelar Nonton Bareng bersama Mahasiswa/i ibi darmajaya.   yg memutarkan hasil-hasil karya UKM DCFC mulai tahun 2006 – 2013. Kegiatan ini di sambut antusias oleh mahasiswa/i, staf dan dosen ibi darmajaya.  Semoga kegiatan ini menjadi wadah hasil karya mahasiswa/i  ibi darmajaya dan menjadi salah satu program kebanggaan bagi ukm dcfc ibi darmajaya.
.1272692_724538814239292_759422562_o

RAPAT PERDANA ANGGOTA BARU UKM DCFC 2013/2014

Sebanyak 120 calon anggota baru UKM Darmajaya Computer and Film Club (IBI) Darmajaya pada Kamis 3 Oktober 2013  mengikuti rapat perdana UKM DCFC.
Ketua Umum UKM DCFC  Rahmad Wahyudi mengatakan kegiatan UKM DCFC sebagai tempat berkreatifitas mahasiswa yang khususnya ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan Teknologi dibidang komputer dan perfilman. DCFC sebagaimana UKM dan HIMA juga dipakai sebagai sarana komunikasi dan media tukar pikiran khusunya untuk para mahasiswa lingkungan IBI Darmajaya.
20131003_105621

Kunjungan IAIN Ke UKM DCFC IBI Darmajaya Belajar Tentang Perfilman

Kami dari ukm dcfc mengucapkan terimakasih kepada temen-temen mahasiswa/i  komunitas komunikasi islam iain yang telah datang berkunjung di ibi darmajaya dan bergabung bersama ukm dcfc ibi darmajaya dalam rangka belajar tentang perfileman,. di sini kami dari ukm dcfc juga memberikan banyak doorprize kepada teman teman mahasiswa/i  komunitas komunikasi islam iain yg telah antusias mengikuti kegiatan kami, sekali lagi kami mengucapkan terimakasih,.
BVanaGBCQAA1_c9

UKM Bahasa IBI Darmajaya Juarai Debate English

UKM Bahasa IBI Darmajaya

Juarai Debate English


Tiga mahasiswa IBI Darmajaya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa memenangkan juara III lomba debate English tingkat provinsi. Ajang itu digelar Ikatan Mahasiswa Keperawatan Lampung (IMKL) di Akper Bunda Delima, Minggu (3/11). Ketiga mahasiswa tersebut adalah Puteri Salamah, jurusan teknik komputer, serta Arief Rakhman dan Chornelius Fiutria, jurusan manajemen.
    Ketua UKM Bahasa Darmajaya  Heru mengatakan, dalam debat, tim Darmajaya mengusung tiga materi. Yaitu ekonomi dengan tema Shop Making Sacrifices to The Market  God; dunia dengan tema Not Negotiate with Terrorist; dan politik bertemakan Impose an Expenditure Limit to the Electoral Activities of Political Parties.
    ’’Tentang ekonomi, tim kami menyampaikan dengan menjadikan pasar sebagai sentral usaha, masyarakat dapat membantu pemerintah menambah kas negara dari kas daerah,’’ beber Heru.
    Lalu tentang dunia, mereka menyampaikan bahwa teroris sebaiknya tidak dihukum mati di Indonesia. Hal ini disebabkan bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM) yang tertuang dalam UUD 1945.
    Sementara mengenai politik, mereka menyampaikan uang negara yang dipergunakan untuk politik harus dibatasi. ’’Kami menyarankan agar dana politik dapat diperoleh melalui jaringan kerja sama dengan negara lain. Sehingga, selain dapat menghemat kas negara, juga menambah relasi,’’ imbuhnya.
    Dalam debat tersebut, mahasiswa Darmajaya berhasil memanfaatkan waktu yang diberikan juri selama 7 menit 20 detik. Mereka dapat memaparkan materi dengan baik, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk menyanggah.
    Wakil Rektor I Envermy Vem, M.Sc. menuturkan, pihaknya mengapresiasi dan bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswa, sehingga dapat membawa nama baik Perguruan Tinggi IBI Darmajaya. ’’Ini menunjukkan eksistensi mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan berbahasa asing serta mengeksplorasikan diri. Sehingga setelah lulus tidak hanya dapat mengusai bidang jurusannya, juga menguasai dunia dengan bahasa,’’ ungkapnya.
Sumber : Radar Lampung

IBI Darmajaya Helat Basketball


IBI Darmajaya Helat Basketball


BANDARLAMPUNG - Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Basketball(UKM DBA) Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya akan segera menggelar Basketball Competition” (DBC) pada 24 - 30 Juni 2013 mendatang.
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Basketball (UKM DBA) Oktavianus mengutarakan DBC 2013 mengusung konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya. “Tahun ini, kami tidak hanya melibatkan ratusan pelajar SMA, SMK, sederajat namun juga segenap mahasiswa dari  seluruh perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri di Provinsi Lampung,” ujarnya, Senin (27/5).
Oktavianus menambahkan DBC 2013 yang bertemakan "More You Try, More Probability To Win" ini memperlombakan sejumlah kategori seperti kompetisi antar tim basket putra, tim basket putri. ’’Untuk kompetisi basket, kami menerapkan full competition dengan sistem gugur,” terangnya.
Selain kompetisi basket, akan ada juga unjuk kebolehan pelajar SMA/SMK/sederajat dalam lomba modern dance. ’’Dalam menentukan pemenang lomba modern dance, kami memiliki beberapa kriteria. Yaitu, dalam waktu lima menit perform, tim dewan juri akan melihat kekompakan tim peserta, harmonisasi gerakan, kostum dan make up, editing musik yaitu mix and match lagu, serta kreativitas gerakan. Hingga akhirnya menentukan pemenang,” papar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen ini.
Selain itu, panitia juga mengadakan 3 point contest yang bisa diikuti kalangan umum baik dari penonton ataupun peserta. “Adapun kriteria penilaian untuk “3 point contest” adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam keranjang dalam waktu 1 menit dari 3 titik tembakan, dengan diberikan masing-masing 5 bola di setiap titik tembakan tersebut,” ujarnya. Untuk itu, para pelajar dan mahasiswa se-Provinsi Lampung dapat menghubungi panitia.
Sementara itu, Wakil Rektor III Novita Sari, S.Sos.,MM yang didampingi Kepala Biro Kemahasiswaan Muprihan Thaib, S.Sos.,MM mengaku pihaknya senantiasa mendukung kegiatan positif para mahasiswanya untuk terus berprestasi baik tingkat lokal, nasional, hingga internasional. “Kami mendukung aktivitas positif UKM DBA untuk terus meningkatkan minat pelajar dan mahasiswa dalam bidang olahraga, khususnya basket. Selain menjaring bibit unggul pebasket antar pelajar dan mahasiswa, kompetisi ini juga untuk memupuk rasa persaudaraan antar pelajar dan mahasiswa se-Provinsi Lampung,” ujarnya. (mar)


Wednesday, 18 December 2013

Definisi Online Banking

ONLINE BANKING

Online banking (or Internet banking or E-banking) allows customers of a financial institution to conduct financial transactions on a secured website operated by the institution, which can be a retail bank,virtual bank, credit union or building society.
To access a financial institution's online banking facility, a customer having personal Internet access must register with the institution for the service, and set up some password (under various names) for customer verification. The password for online banking is normally not the same as for [telephone banking]. Financial institutions now routinely allocate customers numbers (also under various names), whether or not customers intend to access their online banking facility. Customers numbers are normally not the same as account numbers, because number of accounts can be linked to the one customer number. The customer will link to the customer number any of those accounts which the customer controls, which may be cheque, savings, loan, credit card and other accounts. Customer numbers will also not be the same as any debit or credit card issued by the financial institution to the customer.
To access online banking, the customer would go to the financial institution's website, and enter the online banking facility using the customer number and password. Some financial institutions have set up additional security steps for access, but there is no consistency to the approach adopted.
 
Payza is an e-commerce business that allows payments to be made through the internet between users who have registered for the service (Payza members). For personal users, it is a method for transferring money internationally and a platform for the purchase of goods and services online. For merchants, Payza is an online business management tool which they can use to process payments, issue invoices and make payouts.

Payza is a money transmitter agent with offices in London, New York City, Montreal, Mumbai, Dhaka, Moscow, and Stockholm.




Wednesday, 4 December 2013

CMS E-Commerce

CMS E-Commerce  

CMS kependekan dari Content Management System... merupakan tool yang dibangun khusus untuk membuat toko di dunia maya atau sering disebut e-Commerce. E-Commerce (Electronic Commerce) sendiri adalah penjualan dan pembelian produk, informasi, dan jasa yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan computer, misalnya internet. Perkembangan internet yang pesat merupakan factor pendorong e-Commerce. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan jaringan computer di seluruh dunia, sehingga memudahkan interaksi antar pengguna internet. 

Dengan menggunakan system computer yang saling berhubungan melalui jaringan telekomunikasi, transaksi dalam bisnis dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu yang singkat. Dengan e-Commerce, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan informasi (iklan), selain itu dengan e-Commerce transaksi bisa berlangsung dengan cepat dan biaya lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing. 

 Sejarah e-Commerce bermula saat Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang membentuk suatu badan bernama Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) yang bertugas mengadakan proyek jaringan komunikasi, yang dinamakan Advanced Research Project Agency (ARPA). Melalui ARPA, dikembangkan lagi jaringan komunikasi Advanced Research Project Agency Network (ARPANET) pada tahun 1969, yang menggunakan computer-komputer PDP-10 dan PDP-11 produksi Digital Equipment Corporation di bawah platform Unix. Situs e-Commerce adalah situs komersial yang siap menerima order dan dapat diakses dari berbagai wilayah di dunia dengan wilayah waktu yang bermacam-macam. Oleh karena itu, pemilik situs harus mempertimbangkan beban biaya dan wilayah jangkauan distribusi barang produksinya.

Sebagian situs e-Commerce membatasi distribusi produk mereka sampai tingkat nasional. Ada banyak sekali manfaat dari e-Commerce, berikut ini beberapa manfaat atau kelebihan e-Commerce : 
  • Tidak memerlukan modal yang besar Dengan e-Commerce pengusaha tidak perlu mencari lokasi untuk membangun tempat usaha fisik, atau menyewa tempat usaha dan peralatan usaha layaknya tempat usaha konvensional. Jika dibandingkan dengan bisnis konvensional, bisnis online hanya membutuhkan biaya untuk membeli atau menyewa hosting dan domain.  
  • Lebih efisien, efektif, dan cepat Mengingat internet bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat, tidak menutup kemungkinan sebagian besar masyarakat menggunakan internet. Toko maya bisa menekan biaya distribusi, selain itu dengan menggunakan e-mail atau chatting, komunikasi, dan pengiriman pesan lebih cepat dan murah.
  •  Efisiensi Tenaga Kerja Bisnis melalui dunia maya hanya membutuhkan beberapa orang saja, jadi lebih hemat tenaga kerja, Anda tidak perlu membayar banyak karyawan.
  •  Proses Transaksi lebih mudah dan cepat 

 Contoh CMS E-Commerce gratis online : http://www.freewebstore.org/All-About-Lampung/

Friday, 29 November 2013

Imperial Regalia of Japan

            The Imperial Regalia of Japan (三種の神器 Sanshu no Jingi / Mikusa no Kandakara), also known as the Three Sacred Treasures of Japan, consist of the sword Kusanagi (草薙劍 Kusanagi no Tsurugi), the mirror Yata no Kagami (八咫鏡), and the jewel Yasakani no Magatama (八尺瓊曲玉). The regalia represent the three primary virtuesvalor (the sword), wisdom (the mirror), and benevolence (the jewel).


                     Due to the legendary status of these items, their locations are not confirmed, but it is commonly thought that the sword is located at Atsuta Shrine in Nagoya, the jewel is located at Kōkyo (the Imperial Palace) in Tōkyō, and the mirror is located in the Grand Shrine of Ise in Mie prefecture.
                  Since 690, the presentation of these items to the Emperor by the priests at the shrine has been a central element of the imperial enthronement ceremony. This ceremony is not public, and these items are by tradition only seen by the emperor and certain priests. Because of this, no known photographs or drawings exist. Two of the three treasures (the jewel and sword, as well as the emperor's seal and the state seal) were last seen during the accession and enthronement of Emperor Akihito in 1989 and 1993, but were shrouded in packages.
                According to legend, these treasures were brought to earth by Ninigi-no-Mikoto, legendary ancestor of the Japanese imperial line, when his grandmother, the Sun Goddess Amaterasu, sent him to pacify Japan. Traditionally, they were a symbol of the emperor's divinity as a descendant of Amaterasu, confirming his legitimacy as paramount ruler of Japan. When Amaterasu hid in a cave from her brother Susanoo, thus plunging the world in darkness, the goddess Ame-no-Uzume hung the mirror and jewels outside the cave and lured her out of the cave, at which point she saw her own reflection and was startled enough that the gods could pull her out of the cave. Susanoo later presented the sword Kusanagi to Amaterasu as a token of apology; he had obtained it from the body of an eight-headed serpent, Orochi.
                  At the conclusion of the Genpei War in 1185, the 8 year-old Emperor Antoku and the Regalia were under the control of the Taira clan. They were present when the Taira were defeated by the rival Minamoto clan at the Battle of Dan-no-Ura, which was fought on boats in the shallow Kanmon Straits. The child-emperor's grandmother threw herself, the boy, the sword and the jewel into the sea to avoid capture. The mirror was captured, but according to the main account of the battle, a Minamato soldier who tried to force open the box containing it was struck blind. The jewel was recovered shortly afterwards by divers, but the sword was lost. There are a number of medieval texts relating to the loss of the sword, which variously contend that a replica was forged afterwards, that the lost sword was itself a replica or that the sword was returned to land by supernatural forces.
                The possession by the Southern Dynasty of the Imperial Regalia during the Northern and Southern dynasties period in the 14th century has led modern chroniclers to define it as the legitimate dynasty for purposes of reign names and genealogy.
                 The importance of the imperial regalia to Japan is evident also from the declarations made by Emperor Shōwa to Kōichi Kido on 25 and 31 July 1945 at the end of World War II, when he ordered the Lord Keeper of the Privy Seal of Japan to protect them "at all costs".